Saturday 24 October 2015

Analis: AS Cs Marah Besar Rusia Buat Langkah Mengerikan

‪#‎RoNy_Army‬

IMD - MOSKOW - Kunjungan kejutan Presiden Suriah Bashar Assad ke Moskow dinilai sebagai indikasi bahwa pemimpin Suriah itu jadi lebih percaya diri di panggung dunia karena dibela Rusia. Menurut para analis politik dan perang, kunjungan Assad itu telah membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di NATO marah besar.

”Kami melihat Rusia mengambil peran kepemimpinan di panggung internasional,” kata analis geopolitik Patrick Henningsen kepada Russia Today, semalam. Dia menekankan bahwa upaya Barat untuk mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah “menyeret tanpa hasil yang konklusif”.

“Rusia pada dasarnya ada di pihak bawah tanah yang telah berlangsung selama empat tahun,” kata Henningsen mengacu dukungan Kremlin untuk rezim Suriah sejak awal perang sipil di Suriah. ”Negara-negara seperti AS, Turki, Yordania dan sekutu NATO seperti Inggris dan Prancis telah mampu beroperasi dalam bayang-bayang. Rusia pada dasarnya menerobos dan menyalakan lampu,” ujarnya.
”Mereka sangat marah di Washington dan masih membuang amarah, dan mengatakan Rusia telah membuat langkah yang mengerikan,” imbuh Henningsen. Dia berpendapat bahwa AS sejatinya ingin sekali melihat Rusia sama seperti saat berada di Afghanistan yang mengalami kekalahan di masa lalu.

Hanya saja, operasi militer Rusia di Suriah kali ini sangat berbeda dibanding saat mereka beraksi di Afghanistan.”Karena Rusia telah diundang oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis hukum di Damaskus,” kata Henningsen, mengacu pada permintaan resmi Presiden Assad.

Henningsen mengatakan bahwa jika Barat benar-benar serius menangani ancaman teroris, mereka akan bekerja dengan pemerintah Assad. Sebab, kekuatan darat mereka memiliki dasar intelijensi.

”Ini adalah apa yang Rusia lakukan. Negara ini baru saja pergi dan telah bekerja dengan pemain kunci yang mereka butuhkan untuk bekerja,” imbuh dia. (Baca juga: Rusia Sambut Kunjungan Kejutan Assad, AS Meradang)
Henningsen menambahkan bahwa dengan 22.000 bom yang dijatuhkan koalisi AS terhadap basis ISIS dalam 13 bulan terakhir, seharusnya kelompok itu sudah lenyap.
Suriah Ingin Dipecah
Pakar Timur Tengah, Willy Van Damme, mengatakan bahwa AS dan sekutu Barat serta Arab-nya telah berada dalam kekacauan yang lengkap. Mereka, kata, Damme, kini saling berdebat satu sama lain.

“Beberapa dari mereka ingin membagi Suriah, sedangkan yang lain ingin menaklukkannya seperti Prancis, Turki yang ingin bagian dari Suriah utara dimasukkan dalam semacam Kekaisaran Ottoman dengan ‘Sultan’ (Recep Tayyip) Erdogan.”

Daniele Ganser, seorang peneliti perdamaian dan ahli NATO, mengatakan strategi Pentagon dalam perang melawan ISIS dan sekaligus mendukung militan yang melawan Assad sama sekali tidak bekerja.

“Pentagon selalu mengatakan, 'Kami tidak ingin menjatuhkan senjata ke ISIS,' dan mereka selalu mengatakan mereka tidak mendukung musuh radikal Assad . 'Kami mendukung musuh moderat Assad’,” kata Ganser menirukan klaim AS selama ini.

”Ini selalu menjadi perbedaan yang sangat sulit untuk, membuat kami paham, kami memiliki orang-orang di Irak yang berjuan di gadis depan bertahun-tahun lalu dan mengatakan, 'Ada senjata yang dijatuhkan oleh Inggris dan AS' dan senjata itu jatuh ke tangan ISIS," imbuh Ganser.

1 komentar:

  1. ALLAH itu maha tahu siapa yang benar dan siapa yang salah , dan ALLAH akan memengkan orang- orang yang di jalan benar ... semoga perang ini cepat usai dan INDONESIA harus hadir disana untuk proses perdamaian seperti dalam UUD 1945 , (maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan UUD 45)

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan sopan dan santun. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat!