Sunday 11 October 2015

TNI Pilih Sukhoi SU 35 Ketimbang F-16

‪#‎RoNy_Army‬
IMD - Kedatangan produsen pesawat Amerika Serikat (AS), Lockhead Martin, ke Indonesia beberapa waktu lalu untuk memamerkan jet tempur F-16 terbaru tidak menggoyahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pilihan TNI untuk memperkuat kemampuan tempur tetap pada Sukhoi SU 35.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan, Sukhoi SU-35 merupakan teknologi terbarukan dari jet tempur SU-29 dan SU-30 yang sudah dimiliki TNI AU. Itulah yang menjadi faktor yang membuat TNI AU tak mau berpaling ke produk lain.

“Rencana kami sudah Sukhoi. Banyak alasan mengapa kami pakai Sukhoi. Alasan utamanya, kesinambungan dalam pemeliharaan. Sebelumnya sudah ada SU-29/30 jadi dengan punya SU-35, sistem berlanjut,” ucapnya di Jakarta, Jumat
(9/10).

Menurutnya, pesawat tempur buatan Rusia ini memiliki keunggulan dibandingkan jet tempur buatan negara lain. Salah satunya sistem persenjataan yang terpasang pada Sukhoi. “Di Sukhoi, sistem senjata lebih comfort (nyaman), dibandingkan dengan yang lain. Jadi, kami lebih memilih Sukhoi,” ujarnya.

Selain itu, Dwi melanjutkan, pembelian SU-35 memudahkan TNI AU melakukan perawatan sebab suku cadang dan cara merawatnya relatif sama dengan pesawat-pesawat tempur Sukhoi lainnya yang sudah dimiliki TNI AU. Meski demikian, soal pembelian , ia menyerahkan kepada kebijakan pemerintah.

“Kalau kebijakan pemerintah lain, kami nggak tahu. Tapi, TNI AU sebagai pengguna tetap pilih Sukhoi 35,” katanya. Harga satu pesawat tempur Sukhoi SU-35 sekitar US$ $65 juta atau setara Rp 844 miliar. Nominal itu lebih murah dibandingkan jet tempur buatan AS, F-16, yang harga jual per unitnya mencapai US$ 165 juta atau Rp 2,1 triliun. SU-35 merupakan model terbaru dari SU-27M Flanker.

Terdapat peningkatan terhadap kemampuan superioritas tempur udara dan pesawat ini didesain agar bisa menembak berbagai target menggunakan peluru kendali maupun nonkendali.

Opsi pembelian pesawat tersebut sebenarnya dibicarakan Kementerian Pertahanan (Kementan) Indonesia dengan pihak TNI AU sejak Januari 2014. Awal 2015, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, membuka kembali keinginan TNI AU memperkuat pertahanan dengan pesawat baru.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhan, Brigjen Djundan Eko Bintoro mengatakan, jet tempur SU-35 memang masuk daftar belanja untuk anggaran 2015-2019. Namun Djundan menjelaskan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus melalui kajian terlebih dahulu.

Meskipun demikian, hingga saat ini, ia belum menerima kajian atau pengajuan daftar alutsista tersebut. “Mungkin masih dalam proses. Tetapi, kami belum membicarakan mengenai hal itu di Kemenhan,” katanya.

Comments
0 Comments

0 komentar

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan dan santun. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat!