Pemerintahan malaysia yang diwakili oleh Partai MCA (Malaysian Chinese Association) Penang meminta pemerintahan Indonesia untuk menanggulangi masalah asap yang menyelimuti negara Malaysia dengan mengganti rugi. Ketua Partai MCA menyatakan bahwa “karena Malaysia telah menderita kabut asap setiap tahunnya, yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia”, seperti yang diberitakan kantor berita Bernama.
Saat Malaysia dilanda kabut membuat bisnis mengalami penurunan sebanyak 30% . Selain itu biaya pengobatan di sana mengalami kenaikan bersamaan dengan banyaknya kabut asap. Chew, Wakil Menteri Perempuan, Kelaurga dan Pengembangan Masyarakat di negera Malaysia melakukan sosialisasi kepada penduduknya khususnya orang tua untuk melarang anak-anak mereka keluar dari rumah. Selain itu juga berbagai tempat perawatan dan TK juga harus ikut serta dalam membatasi anak-anak untuk keluar dari rumah.
Pembatasan tersebut dilakukan oleh pemerintah Malaysia sebagai tindakan preventif untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat kabut asap. Kemudian pemerintah Malaysia mengharuskan menutup sebagian sekolah selama dua hari.
“Penutupan sekolah dilakukan mulai dari 5-6 Oktober 2015,” kata pihak berwenang yang dikutip dari BBC. Pemerintah Malaysia mengungkapkan, segala aktivitas belajar diliburkan kecuali di Negara Baian Kelantan, Sabah, dan Serawak. Terdapat 5 wilayah yang sudah dinyatakan oleh pihak keamanan Malaysia bahwa sudah memasuki status sangat tidak sehat. Sedangkan ada 1 wilayah yang dinyatakan bahwa polusi udara sudah mencapai tahapan berbahaya.
Para ahli kesehatan mengatakan kabut asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan di indonesia berdampak pada infeksi paru-paru dan batuk. Perdana Menteri Malaysia Nadjib Rajak meminta Indonesia memberi hukuman terhadap pihak-pihak yang terindikasi sebagai penyebab kebakaran hutan.
Kabut asap yagn berasal dari indonesia terjadi berkelanjutan serta bukan hanya melanda Malaysia tetapi beberapa negara di Asia Tenggara. Masalah kabut asap menyebabkan kawasan Asia Tenggara mengalami ketegangan di beberapa negara Asia Tenggara.
0 Comments
