Perdana Menteri Inggris David Cameron telah memperkenalkan program “Protector”, yang melahirkan drone untuk menggantikan 10 General Atomics Aeronautical Systems MQ-9 Reaper di Royal Air Force.
Disebut-sebut sebagai akuisisi kontra-terorisme, 20 Protector direncanakan akan masuk ke layanan yang diharapkan dapat memberikan drone dengan medium altitude, long endurance (MALE) .
Awalnya Inggris meluncurkan program Scavenger untuk melahirkan pengganti Reaper. Tetapi program ini telah diganti nama menjadi Protector.
Drone ini diharapkan masuk layanan pada 2020.
“Dengan rentang dan daya tahan lebih baik, Protector secara dramatis akan meningkatkan kemampuan Inggris untuk mengidentifikasi, melacak, menangkal dan akhirnya melawan ancaman,” kata Kementerian Pertahanan. “Dikombinasikan dengan peningkatan jumlah armada, secara substansial akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian global Inggris.” Ulasan strategis dan keamanan tentang program ini direncanakan akan dirilis bulan depan.
Reaper telah dioperasikan RAF sejak tahun 2007 dan telah digunakan di Afghanistan pada Mei 2008. Saat ini Reaper juga berpartisipasi dalam kampanye udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Pada 2014 telah diambil keputusan kemampuan Reaper akan dipertahankan sampai kemampuan drone baru memasuki layanan pada akhir dekade ini. Inggris juga mengisyarakatan untuk melakukan modifikasi terhadap Reapers untuk memenuhi kebutuhan patroli maritim.
Pada konferensi di Pangkalan Royal Navy Culdrose di Cornwall pada bulan September, Jonny King, Direktur General Atomics Inggris, memperkenalkan konsep Guardian – varian maritim Reaper yang mampu menyebarkan sonobuoys dari pods bawah sayap. Selain itu juga menambah rentang terbang dengan memasang tanki bahan bakar eksternal yang baru saja diinstal di Reaper Angkatan Udara AS.
0 Comments
